Barangkali kita menolong orang lain dengan harapan orang tersebut
akan membalas kebaikan kita, sehingga ketika orang yg sudah kita tolong
tidak membalas kebaikan kita atau malahan menyakiti kita, dada kita akan
terasa sempit. Bagaimana obatnya ? Jangan pernah merasa sebagai orang
yg paling berjasa terhadap orang lain. Hendaklah kita tidak menuntut
terima kasih atas kebaikan yang dilakukan, kecuali mengharapkan balasan
dari Allah. Dan hendaklah kita mengetahui bahwa amal yang kita lakukan,
pada hakekatnya merupakan muamalah (jalinan) dengan Allah, sehingga
tidak mempedulikan terima kasih dari orang terhadap apa yang kita
berikan kepadanya.
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk
mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan darimu dan
tidak pula ucapan terima kasih”. (QS. Al-Insan:9).
Semoga kita dijauhkan dari penyakit hati dan selalu dilapangkan dada2 kita semua….
http://www.facebook.com/pages/Mengenal-Allah-Azza-Wa-Jalla/116906225006847
==========================
Pemuda yang istiqamah (baik akhlaknya) adalah pemuda yang beriman
(kepada Allah Ta’ala) dalam arti yang sebenarnya, dia meyakini agama
Islam, mencintai, merasa cukup dan bangga dengannya. Mengamalkan Islam
merupakan target utamanya, dan lalai dari agama merupakan kerugian yang
nyata baginya. Dia adalah pemuda yang selalu beribadah kepada Allah
dengan mengikhlaskan agamanya bagi-Nya semata-mata dan tidak ada sekutu
baginya. Pemuda yang selalu meneladani Rasulullah shallallahu ‘alahi wa
sallam dalam (semua) ucapan dan perbuatannya, karena dia meyakini beliau
sebagai utusan Allah dan panutan yang (harus) diteladani. Pemuda yang
mendirikan shalat secara sempurna sesuai dengan kemampuannya, karena dia
yakin bahwa shalat memiliki banyak manfaat dan kebaikan dalam agama
maupun dunia, bagi diri pribadi dan masyarakat.
http://manisnyaiman.com/problematika-remaja-dan-solusinya/
==========================
Syaqiq bin Ibrahim rahimahullah berkata, “Enam hal yang menyebabkan
seseorang terhalang untuk mendapatkan taufik dari Allah, yaitu:
- Mereka sibuk dengan kenikmatan, tetapi lalai untuk mensyukurinya.
- Mereka cinta kepada ilmu, tetapi tidak mengamalkannya.
- Mereka bersegera berbuat dosa, tetapi menunda-nunda taubat.
- Tertipu: Berteman dengan orang-orang shalih, tetapi tidak mau meneladani perbuatan mereka.
- Mereka tahu bahwa dunia berpaling menjauhi mereka, tetapi mereka berusaha mengejarnya.
- Mereka tahu akhirat mendatangi mereka, tetapi mereka justru berpaling menjauhinya.
—-
Faidah ini saya dapatkan dari Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar
Thalib, dalam pengantar beliau untuk terjemah kitab Nubdzah Mukhtasharah
Ummu Abdillah Al-Wadi’iyyah.
http://alashree.wordpress.com/2011/11/03/enam-hal-penyebab-seseorang-terhalang-dari-taufik-allah/
==========================
Balasan karena tingkahmu sendiri
Abu Qilabah, salah seorang ulama’ berpetuah:
“Kebajikan itu tak kan pernah usang, dosa tak kan pernah dilupakan,
sedangkan Allah Maha Pembalas tak kan pernah mati. Lakukanlah apa yang
engkau suka. Sebagaimana engkau berperilaku, maka demikianlah balasan
yang akan engkau rasakan.”
Baca selengkapnya:
http://rumaysho.com/faedah-ilmu/15-faedah-ilmu/3104-petuah-abu-qilabah-balasan-karena-tingkahmu-sendiri.html
==========================
Musibah Datang karena Maksiat dan Dosa
‘Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,
“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu,
tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.” (Al
Jawabul Kaafi, hal. 87)
Perkataan ‘Ali –radhiyallahu ‘anhu- di sini selaras dengan firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)
Saatnya introspeksi diri!
http://www.facebook.com/rumaysho
==========================
Salah Satu Petuah Emas Fudhail Bin Iyadh rahimahullah :
“Wahai sungguh kasihan engkau, engkau adalah orang yang buruk namun
engkau merasa bahwa engkau adalah orang yang baik, engkau bodoh namun
engkau merasa seorang alim, engkau pelit namun engkau merasa dermawan,
engkau dungu namun engkau merasa cerdas. Sesungguhnya ajalmu pendek
sementara angan-anganmu panjang.” (As-Siyar, 8:440)
Dari status FB Ustadz Firanda Andirja Hafizhahullah
http://www.facebook.com/KonsultasiSyariah
==========================
Nasihat sederhana seperti ajakan sholat, penjelasan keutamaan suatu
amalan, ajakan puasa sunnah, penjelasan hukum Islam, bahaya keyakinan
menyimpang dan amalan tanpa dasar, semua itu bisa menjadi pesan dakwah
yang sederhana, namun memiliki pahala yang besar disisi Allah ta’ala.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti
pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka
sedikit pun.” (HR. Muslim)
Ingatlah, tugas kita hanya menyampaikan. Sedangkan hidayah hanyalah
datang dari Allah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,
tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS.
Al-Qashshash: 56)
(di kutip dari Majalah Pengusaha Muslim, edisi 23 Rubrik OASE)
http://www.facebook.com/pengusahamuslim
==========================
Rahasia Kesuksesan..
Mustahil kita akan sukses tanpa usaha maksimal dan doa.
Memang benar, usaha maksimal dan doa tidak selalu menjadikan kita berada
di puncak kesuksesan, akan tetapi terbukti menjadikan kita semakin
mendekatinya.
Penting Selalu Kita Ingat!!!
Kesuksesan sejati adalah ketika kita mendapatkan RIDHA dan CINTA ALLAH!
http://www.facebook.com/hatibening
==========================
Ketika kita melewati tempat penimbunan sampah, anda pasti mencium bau
yang tidak sedap, lalu anda secara refleks menutup hidung dengan tangan
atau sapu tangan anda. Jika anda mengatakan, “Saya tidak mencium bau
yang tidak sedap itu” maka, orang yang mendengarnya bakal mengatakan
bahwa hidung anda sedang tidak sehat, mungkin terkena flu berat atau
lainnya.
Di waktu yang sama, anda melihat para pemulung yang asyik mengais
sampah, seolah-solah tidak merasa terganggu oleh bau yang tidak sedap
itu. Kenapa? Karena mereka sudah terbiasa dengan bau tersebut sehingga
menjadi biasa-biasa saja.
Beginilah perumpamaan orang yang telah terbiasa dengan maksiat yang
menyebabkan hati mereka terkotori oleh noda-noda kemaksiatan. Mereka
tidak dapat lagi mencium bau busuk kemaksiatan, akibat tebalnya
noda-noda maksiat yang menempel pada dinding hatinya, sehingga
menghalangi cahaya keimanan menembus kegelapan hatinya. Oleh karena itu,
tatkala berbuat maksiat mereka tidak dapat lagi menerima cahaya
sebagaimana yang dirasakan oleh hati yang diterangi dengan lentera
keimanan. Jika kalian membacakan dan menyampaikan petunjuk, dan nasihat
ilahi kepadanya, maka ia gusar, bahkan menolaknya karena kerasnya hati
yang diselimuti oleh “noda” dan “karat” maksiat.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-,
“Sesungguhnya orang yang beriman jika melakukan suatu dosa, maka dosa
itu menjadi titik hitam di dalam hatinya. Jika dia bertaubat dan
mencabut serta berpaling (dari perbuatannya) maka mengkilaplah hatinya.
Jika dosa itu bertambah, maka titik hitam itupun bertambah hingga
memenuhi hatinya.” [HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya (3334), dan Ibnu
Majah Sunan-nya (4244). Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy
dalam Shohih At-Targhib (1620)]
http://www.facebook.com/SALAFIYUNPAD
=========================
“Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk
memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu
dengan Allah ‘Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat
ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak
menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa
muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal
sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi”.
Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu. Perbaikilah masa lalumu
dengan banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari
dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring
maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yang paling mudah.
Rasulullah saw bersabda :
“Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt.”
Bacalah secara berkesinambungan doa’ dan dzikir apa pun yang mudah
bagimu. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah
karena kebaikannya. Ia akan mengaruniamu”
“Ketahuilah, sebuah umur yang awalnya disia-siakan, seyogyanya
sisanya dimanfaatkan. Jika seorang ibu memiliki sepuluh anak dan
sembilan diantaranya meninggal dunia. Tentu ia akan lebih mencintai
satu-satunya anak yang masih hidup itu. Kamu telah menyia-nyiakan
sebagian besar umurmu, oleh karena itu jagalah sisa umurmu yang sangat
sedikit itu. Demi Allah, sesungguhnya umurmu bukanlah umur yang dihitung
sejak engkau lahir, tetapi umurmu adalah umur yang dihitung sejak hari
pertama engkau mengenal Allah swt”.
“Seseorang yang telah mendekati ajalnya ( berusia lanjut ) dan ingin
memperbaiki segala kekurangannya di masa lalu, hendaknya dia banyak
membaca dzikir yang ringkas tetapi berpahala besar. Dzikir semacam itu
akan membuat sisa umur yang pendek menjadi panjang.
Jika sebelumnya kau sedikit melakukan shalat dan puasa sunah, maka
perbaikilah kekuranganmu dengan banyak bershalawat kepada Rasulullah
saw. Andaikata sepanjang hidupmu engkau melakukan segala jenis ketaatan
dan kemudian Allah swt bershalawat kepadamu sekali saja, maka satu
shalawat Allah ini akan mengalahkan semua amalmu itu. Sebab, engkau
bershalawat kepada Rasulullah sesuai dengan kekuatanmu, sedangkan Allah
swt bershalawat kepadamu sesuai dengan kebesaran-Nya. Ini jika Allah swt
bershalawat kepadamu sekali, lalu bagaimana jika Allah swt membalas
setiap shalawatmu dengan sepuluh shalawat sebagaimana yang disebutkan
dalam sebuah Hadits Shahih?
Betapa indah hidup ini jika kau isi dengan ketaatan kepada Allah swt,
dengan berdzikir kepada-Nya dan bershalawat kepada Rasulullah saw.”
“Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah
swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya
sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli
ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan
menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka
nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling
mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
http://kisahislami.com/mengingat-kembali-nasehat-imam-ibnu-athaillah/
http://www.facebook.com/pages/Rumah-Rohis-Konsultasi-Remaja/189636341071382