Menambah
buku biografi yang saya baca. Sebuah buku yang berisikan perjalanan
hidup seorang Chairul Tanjung. Siapa yang tidak mengenalnya?
Seorang
putra bangsa dengan usaha yang sukses dimana – mana. Siapa yang
menyangka?
Sosok yang kerap kali ingat ketika kita melihat channel
Trans, atau ketika kita masuk carrefour, atau ketika kita menikmati
wahana – wahana yang ada di Trans Studio.
Ya dan itulah Si Anak
Singkong, Chairul Tanjung. Pemilik CT Group yang membawahi Mega Corp
(lembaga finansial perbankan), Trans Corp (media ; Trans TV, TRans 7,
portal berita Detik, carrefour), CT Global Resources (bisnis
perkebunan).
Chairul Tanjung, sukses bukan tanpa proses, siapa yang menyangka
bahwa dulunya dia tinggal di sebuah lingkungan yang kumuh. Perjalanan
hidupnya pun tidak mudah, akrab dengan permasalahan. Dia bukanlah anak
dari keluarga yang mampu. Dibesarkan di dalam keluarga yang kurang mampu
tak lantas membuatnya tak punya semangat untuk maju.
Dibesarkan dengan prinsip “Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya” (hal.5).
Betapa orang tuanya berjuang agar anak-anaknya bisa melalui pendidikan formal yang ada.
Dibesarkan dengan prinsip “Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya” (hal.5).
Betapa orang tuanya berjuang agar anak-anaknya bisa melalui pendidikan formal yang ada.
“Chairul, uang kuliah pertamamu yang ibu berikan beberapa hari yang lalu ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus ibu. Belajarlah dengan serius, Nak”
Apa yang ada di pikiran kita ketika membaca kalimat tersebut? Betapa luar biasa nya pengorbanan orang tua untuk anaknya. Chairul pun masuk fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia dengan biaya awal dari hasil menjual kain halus ibunya. Hal itu menjadikan dia berpikir, apa yang harus dilakukannya untuk tetap bisa kuliah sampe lulus.
Dia tidak boleh diam, dia harus berupaya sendiri untuk membiayai kuliahnya dan tidak akan meminta uang lagi kepada orang tua. Luar biasa
Kuliahnya di fkg ui yang begitu banyak praktikum akhirnya menciptakan
kesempatan untuk mulai bergerak mewujudkan tekadnya itu. Inilah awal
usaha Chairul tanjung.
Dia memanfaatkan kondisi temen2nya yang membutuhkan banyak jasa fotokopi. Dengan menggunakan relasinya, Chairul bisa menawarkan harga fotokopi yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan fotokopi di dekat kampus. Keuntungan awalnya dari bisnis fotokopi ini Rp 15.000 dan prosesnya pun mudah. Kunci suksesnya sederhana : jaringan dan kepercayaan (hal.11)
Dia memanfaatkan kondisi temen2nya yang membutuhkan banyak jasa fotokopi. Dengan menggunakan relasinya, Chairul bisa menawarkan harga fotokopi yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan fotokopi di dekat kampus. Keuntungan awalnya dari bisnis fotokopi ini Rp 15.000 dan prosesnya pun mudah. Kunci suksesnya sederhana : jaringan dan kepercayaan (hal.11)
Buku ini tidak hanya menceritakan usaha – usaha awal Chairul Tanjung.
Tetapi juga menceritakan sedikit tentang bagaimana kehidupannya di
kampus kuning itu. Yang mengantarkannya untuk mengenal politik untuk yang pertama kalinya.
“Saya masih terlalu muda, masih sangat idealis, polos lebih
tepatnya. namun, dari situ saya petik pelajaran yang sangat berharga
yang tidak akan pernah lupa sampai kapanpun. betapa jahatnya politik”
Chairul akhirnya lulus dari FKG dengan hasil yang tidak mengecewakan.
Meskipun luar biasa aktifitasnya yang beragam di saat kuliah. Tampaknya
di satu sisi dia ingin tetap berbisnis, tetapi di satu sisi dia juga
ingin mengabdikan diri di tengah masyarakat. Finally, dengan
pertimbangan dosennya, dia akhirnya melanjutkan bisnisnya dengan
mendapatkan pinjaman modal dari bank sebesar Rp 300 juta.
Usaha Chairul pun tidak selamanya sukses, ada kala ia harus mengalami kegagalan.Dia juga pernah gagal. Tetapi langkahnya tampak tidak pernah surut untuk terus bangkit.
Sukses memang bersama orang – orang yang punya tekad yang kuat, tetap
berusaha untuk maju.
Sampai sukses pun, Chairul tetap seorang yang rendah hati, seorang pengusaha yang sukses tetapi tetap memakai handphone yang jadul dan sering diremehkan oleh temen2nya.
Sampai sukses pun, Chairul tetap seorang yang rendah hati, seorang pengusaha yang sukses tetapi tetap memakai handphone yang jadul dan sering diremehkan oleh temen2nya.
“Kalau kalian mau menggunakan badan saya supaya kalian maju,
silahkan. kalaupun mau menginjak kepala saya sebagai tolakan kalian
untuk lebih maju, saya ikhlaskan. Tapi kalau sudah kalian injak, tapi
malah tidak menjadi apa-apa, saya pasti pasti akan marah besar. Selagi
saya masih bisa makan, tidaklah mungkin kalian kelaparan. Kecuali untuk
makan sendiri saja saya kesulitan, silahkan urus diri masing – masing”
Prestasi – prestasi pun diraih oleh Chairul. Hingga membuatnya kerap
kali sering berada di lingkungan Presiden atau Menteri. Bersama2
penguasa negara ini yang membutuhkannya.
Saya salut dengan perhatian Chairul terhadap negara ini, betapa dia sangat berharap akan lahir CT CT muda yang baru dan bisa menaikkan pendapatan per kapita negara ini.
Perannya di bidang keagamaan pun tidak diragukan, dia menjadi Wakil Ketua Dewan Penasihat majelis Ulama Indonesia.
Saya salut dengan perhatian Chairul terhadap negara ini, betapa dia sangat berharap akan lahir CT CT muda yang baru dan bisa menaikkan pendapatan per kapita negara ini.
Perannya di bidang keagamaan pun tidak diragukan, dia menjadi Wakil Ketua Dewan Penasihat majelis Ulama Indonesia.
Untuk kiprah selengkapnya
silahkan membaca bukunya yah
Sumber : http://bagianperjalanan.wordpress.com
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Judul : Si Anak Singkong - Chairul Tanjung
Dipostkan Oleh : Unknown
Anda sedang atau telah membaca artikel Si Anak Singkong - Chairul Tanjung. Terima kasih atas kunjungan dan perhatiannya, Salam kenal dari Dee Kaa
Judul : Si Anak Singkong - Chairul Tanjung
Dipostkan Oleh : Unknown
Anda sedang atau telah membaca artikel Si Anak Singkong - Chairul Tanjung. Terima kasih atas kunjungan dan perhatiannya, Salam kenal dari Dee Kaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar